William Horton, pakar e-learning yang terkenal, berjudul “technology
and tools for e-Learning”. Tahukah kawan ragam jenis e-learning? Nah,
alangkah baiknya kita lihat klasifikasi e-learning menurut Mbah Will.
Gimana?
Pertama, yang perlu kita ingat adalah bahwa menurut William Horton
(2003), yang dimaksud dengan e-learning adalah segala pemanfaatan atau
penggunaan teknologi internet dan web untuk menciptakan pengalaman
belajar. Cool, definisi yang kereeeen, menekankan pada fungsi learning
ketimbang peran “e” didalamnya. Ragam jenis e-learning, Ia bedakan
menjadi lima kategori, yaitu: learner-led e-learning, facilitated
e-learning, instructor-led e-learning, embedded e-learning, dan
telementoring dan e-coaching. Mari kita lihat lebih dekat atu persatu.
Learner-led e-Learning
Kategori ini dikenal pula dengan istilah self-directed e-learning.
Yaitu, e-learning yang dirancang untuk memungkinkan pemelajar belajar
secara mandiri. Itulah sebabnya disebut dengan learner-led e-learning.
Tujuannya adalah untuk menyampaikan pembelajaran bagi para pemelajar
mandiri (independent learner). Begitu katanya. Mbah Will juga
menyampaikan bahwa learner-led e-Learning berbeda dengan computer-based
training yang sama-sama didedikasikan untuk belajar mandiri. Bedanya,
dalam computer-based training, pemelajar mempelajari materi tanpa
melalui jaringan internet atau web, tapi via komputer, seperti melalui
CD-ROM atau DVD. Nah, dalam learner-led e-learning, semua materi
(seperti multimedia presentation, html, dan media interaktif lain)
dikemas dan dideliver via jaringan internet/web.
Instructor-led e-Learning
Tentu saja, jenis yang atu ini merupakan kebalikan dari learner-led
e-learning, yaitu penggunaan teknologi internet/web untuk menyampaikan
pembelajaran seperti pada kelas konvensional. Pendek kata, kelas pindah
ke web. Begitu kira-kira. Konsekuensinya, memerlukan teknologi
pembelajaran sinkronous (real time) seperti konferensi video, audio,
chatting, bulletin board dan sodara sejenisnya.
Facilitated e-Learning
Kategori ini, merupakan kombinasi dari learner-lead dan
instructor-led e-learning. Jadi, bahan belajar mandiri dalam beragam
bentuk disampaikan via website (seperti audio, animasi, video, teks,
dalam berbagai format tertentu) dan komunikasi interaktif dan
kolaboratif juga dilakukan via website (seperti forum diskusi,
konferensi pada waktu-waktu tertentu, chatting, dll).
Embedded e-Learning
Kategori ini agak berbeda. Embedded e-Learning memberikan upaya agar
terjadi semacam just-in time training. Mbah Will menjelaskan sama dengan
electronic performance support system. Kategori e-learning ini
dirancang untuk dapat memberikan bantuan segera, ketika seseorang ingin
menguasai keterampilan, pengetahuan atau lainnya sesesegera mungkin saat
itu juga dengan bantuan aplikasi program yang ditanam diwebsite. Saya
berikan ilustrasi, kalau gitu. Sebuah rumah sakit, mengembangkan
aplikasi berbasis web, yang memungkinkan seorang dokter memperoleh
informasi tentang suatu gejala dan kemungkinan penyebab serta alternatif
pengobatan yang tepat ketika ia sedang mendiagnosa pasien di kamar
periksa. Tentu saja di kamar periksa disediakan workstation (komputer)
yang terhubung dengan aplikasi berbasis web tersebut. Semacam job aids
yang dideliver via web. Mungkin begitu, maksudnya.
Telementoring dan e-Coaching
Kategori ini adalah pemanfaatan teknologi internet dan web untuk
memberikan bimbingan dan pelatihan jarak jauh. Dalam konteks ini, tool
seperti telekonferensi (video, audio, komputer), chatting, instant
messaging, atau telepon dipergunakan untuk memandu dan membimbing
perkembangan peserta belajar (pemelajar) dalam menguasai pengetahuan,
keterampilan atau sikap yang harus dikuasainya. Sama halnya dengan
embedded e-learning, kategori ini, lebih banyak diaplikasikan di
industri atau perusahaan-perusahaan besar di era global ini.
Demikian, kupasan tentang ragam jenis e-Lerning menurut Mbah Will. Mudah-mudahan bermanfaat.
SELAMAT BERDJOEANG!
Sumber:
William Horton and Katherine Horton (2003), E-learning Tools and
Technologies: A consumer’s guide for trainers, teachers, educators, and
instructional designers, (USA: Wiley Publishing, Inc.), pp. 12 – 24.